Minggu, 05 Oktober 2014

 jamu jago indonesia

 

Jamu Jago

Logo Jamu JagoPT Jamu Jago – Semarang:
Alamat : Jl Ki S Mangunsarkoro 106 Semarang 50136
Nomor Telepon : 024 3555805 – 3586234 – 3543800
No Fax : 024 3547938


PT Jamu Jago merupakan salah satu produsen jamu yang tertua di Indonesia, berdiri sejak tahun 1918. Pabrik berada di jalan Perintis kemerdekaan Srondol Semarang, yang di sana juga terdapat Museum Rekor Dunia Indonesia MURI. Semua berawal ketika seorang pria muda bernama T.K. Suprana mengamati cara pembuatan jamu dari Ibunya. Beliau kemudian mengabdikan hampir seluruh waktunya untuk mempelajari dan bereksperimen mengenai metode baru pembuatan jamu.
 Dengan ratusan produk jamu dan obat herbal serta konsistensinya dalam menjaga mutu, Jamu Jago mampu bertahan sebagai salah satu pemain besar di industri jamu di Indonesia. PT. Jamu Jago adalah salah satu anak perusahaan dari Jago Group. Anak perusahaan lain nya adalah Degepharm (Pharmacy) , CV. Rukun (Distributor) dan Museum Rekor-Dunia Indonesia atau MURI.


Poa Bing Swan aka Panji Bagus Suprana

T.K. Suprana aka Poa Tjong Kwan

Sejarah

Jamu Jago didirikan pada tahun 1918 dengan seorang tokoh bernama Poa Tjong Kwan  aka TK Suprana dan istrinya Tjia Kiat Nio atau "Mak Jago" yang sebetulnya perintis perusahaan ini dengan pengetahuannya tentang jamu tradisionil dan satu toko jamu kecil di desa Wonogiri Jawa Tengah. Jamu Jago sudah bertempur dalam industri kesehatan selama 4 generasi. Kebesaran dan suksesnya Jamu Jago sekarang banyak hutang budi dengan tokoh-tokoh dari generasi 2, terutama Pak Panji Suprana dengan konsep bisnisnya yang cerdas dan modern untuk mengembangkan perusahaan pesat. Seperti melalui promosi kreatif yang menghibur masyarakat, pemahaman tentang pentingnya pengenalan produk di pasar, dan pengetahuan bijaksana untuk mempergunakan kompetisi yang sehat antara perusahaan jamu lainnya supaya mendorong ambisi bagi anggota perusahaan.
Sekarang perusahaan inidi kepalai oleh; Ivana Suprana (Direktur Utama Jamu Jago. Arya Suprana (Direktur Utama Degepharm), Tatum Suprana (Direktur Human Resource), Andoyo (Direktur Keuangan) dan Vincent Suprana (Product Manager Coordinator)

Generasi 1

Poa Tjong Kwan dan istrinya Tjia Kiat Nio yang dipanggil "Mak Jago" oleh putu-putunya

Generasi 2

  • Poa Bing An aka Anwar Suprana
  • Poa Bing Swan aka Panji Bagus Suprana (Managing Director sampai 1983)
  • Poa Bing Lam aka Lambang Suprana
  • Poa Bing Tik aka Bambang Suprana

Generasi 3

  • Jaya Suprana (anak adoptasinya Lambang Suprana): Nama besar Jamu Jago tak lepas dari sosok pria kelahiran Denpasar, Bali, 27 Januari 1949, yang lebih dikenal luas sebagai seorang budayawan, pianis, pengusaha, sekaligus pendiri Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dan penggagas Kelirumologi.
  • Nugraha Bambang Suprana
  • Sindu Suprana
  • Monica Suprana

Generasi 4

  • Ivana Suprana
  • Arya Suprana
  • Tatum Suprana
  • Andoyo
  • Vincent Suprana

Satu ciri khas dari Jamu Jago adalah logonya, yang berupa ilustrasi ayam jantan dengan warna hitam, putih, merah dan kuning.

Produk

Produk Jamu Jago dikenal luas di Indonesia, bahkan beberapa telah diekspor ke luar negeri, seperti Malaysia, Vietnam dan Jepang. Produk Jamu Jago sebagian besar berupa jamu baik dalam bentuk serbuk maupun kapsul. Namun, ada pula produk lain berupa minyak gosok, madu, ramuan kesehatan pria dewasa serta obat masuk angin.
Berikut adalah beberapa produk tersebut:
  • Jamu Buyung Upik (Jamu anak-anak)
  • Jamu ESHA (Jamu laki-laki)
  • Basmingin Flu (Jamu moderen untuk flue)
  • Basmurat (jamu moderen bentuk cair untuk asam urat)
  • Sayuri (suplemen sayuran bentuk minuman instant)
  • Purwoceng (jamu kusus laki-laki untuk menjunjang energi dan vitalitas)
  • Narwastu Aroma Therapy
  • Purwoceng Xtra (Ramuan herbal untuk mengatasi ejakulasi dini dan disfungsi ereksi)
  • Beberoosie (Cream Telon)
  • Sarirapat

contoh 

produk jamu jago







Selasa, 30 September 2014

jamu jago indonesia

PT Jamu Jago merupakan salah satu produsen jamu tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1918. Pabrik berada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Srondol, Semarang. Pendirinya adalah Almarhum TK Suprana yang memulai usaha jamunya dari perusahaan rumahan. Hingga kini Jamu Jago telah tumbuh dengan pesat menjadi perusahaan jamu yang terkenal di Indonesia.
Perusahaan ini bermula saat TK Suprana mengamati cara pembuatan jamu dari sang ibu sejak dia masih muda. Sejak saat itu, dia telah mengabdikan diri untuk mempelajari dan mengembangkan minuman tradisional itu.
Jamu buatan perusahaan ini berasal dari bahan-bahan alami dari tanaman herbal yang terdiri dari daun, biji, buah, bunga, akar, kulit dan rimpang. Semua bahan tersebut diracik sedemikian rupa untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Dengan visi "menyehatkan masyarakat dengan cara yang aman, alami, mudah dan terjangkau" Jamu Jago melakukan beberapa terobosan, di antaranya menciptakan jamu dalam bentuk kapsul ekstrak, pil, tablet, jamu cair, salep, serbuk padat dan serbuk effervescent. Dengan inovasi baru ini, Jamu Jago telah merubah pandangan menikmati jamu dengan mudah dan praktis.
Usaha yang digeluti oleh sang pendiri nyatanya dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini berdampak pada tingginya angka permintaan dari konsumen. Perusahaan akhirnya mengalihkan pabrik yang semula berada di Wonogiri ke Semarang karena alasan strategis. Seiring dengan berkembangnya usaha jamu ini, perusahaan tidak hanya dapat memenuhi permintaan dari pasar domestik saja, perusahaan juga berhasil menembus pasar internasional. Perusahaan telah berhasil mengekspor produk hingga ke Belanda, Malaysia, Jepang, Australia, Taiwan, Vietnam, dan beberapa negara-negara lain di dunia.
Pada tahun 1936, Suprana kemudian menyerahkan bisnis jamunya kepada empat putranya, yakni Anwar Suprana, Panji Suprana, Lambang Suprana, dan Bambang Suprana. Jamu Jago berkembang semakin pesat. Bahkan, Keraton Surakarta pun memutuskan untuk memakai Jamu Jago sebagai jamu resmi bagi istana. Perusahaan ini terus mengembangkan usaha dengan membuka pabrik baru yang lebih modern. Tak tanggung pabrik ini juga menggunakan mesin yang langsung didatangkan dari Amerika. Tak hanya itu, perusahaan juga mulai mempekerjakan ahli farmasi. Ahli farmasi ini bertugas menjelaskan khasiat jamu secara ilmiah.
Sejak dikelola oleh generasi ketiga, yang terdiri dari Nugraha Suprana, Jaya Suprana, Sindu Suprana, dan Monika Suprana. Generasi ketiga ini kemudian mendirikan Museum Rekor Indonesia (MURI) yang dipelopori oleh Jaya Suprana. MURI diresmikan pada tanggal 27 Januari 1990.
Dengan komitmen yang terus dijaga oleh perusahaan yakni menghasilkan jamu-jamu yang berkualitas dan higienis. Jamu Jago terus menerapkan standar produksi yang ketat. Hal ini dibuktikan dengan pemilihan bahan-bahan yang alami dengan menggunakan metode Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Slogan "Kembali ke Alam" telah melekat pada Jamu Jago sejak didirikan. Tak khayal hingga saat ini Jamu Jago telah memproduksi lebih dari 138 jamu, antara lain Buyung Upik, Galian singset, Jamu bersalin - Besar, Bandrex Premium, Basmurat Capsul, dan beberapa varian produk lainnya. Produk-produk tersebut digunakan untuk menyembuhkan penyakit, menjaga stamina, memperindah penampilan dan menjaga kesehatan bagi anak-anak, wanita dan pria. Hingga saat ini Jamu Jago telah menemani keluarga Indonesia dengan produk jamu-jamu yang berkualitas. (as/dari berbagai sumber)

        PT Jamu Jago merupakan salah satu produsen jamu tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1918. Pabrik berada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Srondol, Semarang. Pendirinya adalah Almarhum TK Suprana yang memulai usaha jamunya dari perusahaan rumahan. Hingga kini Jamu Jago telah tumbuh dengan pesat menjadi perusahaan jamu yang terkenal di Indonesia.

Perusahaan ini bermula saat TK Suprana mengamati cara pembuatan jamu dari sang ibu sejak dia masih muda. Sejak saat itu, dia telah mengabdikan diri untuk mempelajari dan mengembangkan minuman tradisional itu.

Jamu buatan perusahaan ini berasal dari bahan-bahan alami dari tanaman herbal yang terdiri dari daun, biji, buah, bunga, akar, kulit dan rimpang. Semua bahan tersebut diracik sedemikian rupa untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Dengan visi "menyehatkan masyarakat dengan cara yang aman, alami, mudah dan terjangkau" Jamu Jago melakukan beberapa terobosan, di antaranya menciptakan jamu dalam bentuk kapsul ekstrak, pil, tablet, jamu cair, salep, serbuk padat dan serbuk effervescent. Dengan inovasi baru ini, Jamu Jago telah merubah pandangan menikmati jamu dengan mudah dan praktis.

Usaha yang digeluti oleh sang pendiri nyatanya dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini berdampak pada tingginya angka permintaan dari konsumen. Perusahaan akhirnya mengalihkan pabrik yang semula berada di Wonogiri ke Semarang karena alasan strategis. Seiring dengan berkembangnya usaha jamu ini, perusahaan tidak hanya dapat memenuhi permintaan dari pasar domestik saja, perusahaan juga berhasil menembus pasar internasional. Perusahaan telah berhasil mengekspor produk hingga ke Belanda, Malaysia, Jepang, Australia, Taiwan, Vietnam, dan beberapa negara-negara lain di dunia.

Pada tahun 1936, Suprana kemudian menyerahkan bisnis jamunya kepada empat putranya, yakni Anwar Suprana, Panji Suprana, Lambang Suprana, dan Bambang Suprana. Jamu Jago berkembang semakin pesat. Bahkan, Keraton Surakarta pun memutuskan untuk memakai Jamu Jago sebagai jamu resmi bagi istana. Perusahaan ini terus mengembangkan usaha dengan membuka pabrik baru yang lebih modern. Tak tanggung pabrik ini juga menggunakan mesin yang langsung didatangkan dari Amerika. Tak hanya itu, perusahaan juga mulai mempekerjakan ahli farmasi. Ahli farmasi ini bertugas menjelaskan khasiat jamu secara ilmiah.

Sejak dikelola oleh generasi ketiga, yang terdiri dari Nugraha Suprana, Jaya Suprana, Sindu Suprana, dan Monika Suprana. Generasi ketiga ini kemudian mendirikan Museum Rekor Indonesia (MURI) yang dipelopori oleh Jaya Suprana. MURI diresmikan pada tanggal 27 Januari 1990.

Dengan komitmen yang terus dijaga oleh perusahaan yakni menghasilkan jamu-jamu yang berkualitas dan higienis. Jamu Jago terus menerapkan standar produksi yang ketat. Hal ini dibuktikan dengan pemilihan bahan-bahan yang alami dengan menggunakan metode Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Slogan "Kembali ke Alam" telah melekat pada Jamu Jago sejak didirikan. Tak khayal hingga saat ini Jamu Jago telah memproduksi lebih dari 138 jamu, antara lain Buyung Upik, Galian singset, Jamu bersalin - Besar, Bandrex Premium, Basmurat Capsul, dan beberapa varian produk lainnya. Produk-produk tersebut digunakan untuk menyembuhkan penyakit, menjaga stamina, memperindah penampilan dan menjaga kesehatan bagi anak-anak, wanita dan pria. Hingga saat ini Jamu Jago telah menemani keluarga Indonesia dengan produk jamu-jamu yang berkualitas. (as/dari berbagai sumber)