PT Jamu Jago merupakan salah satu produsen jamu tertua di Indonesia
yang berdiri sejak tahun 1918. Pabrik berada di Jalan Perintis
Kemerdekaan, Srondol, Semarang. Pendirinya adalah Almarhum TK Suprana
yang memulai usaha jamunya dari perusahaan rumahan. Hingga kini Jamu
Jago telah tumbuh dengan pesat menjadi perusahaan jamu yang terkenal di
Indonesia.
Perusahaan ini bermula saat TK Suprana mengamati cara pembuatan jamu
dari sang ibu sejak dia masih muda. Sejak saat itu, dia telah
mengabdikan diri untuk mempelajari dan mengembangkan minuman tradisional
itu.
Jamu buatan perusahaan ini berasal dari bahan-bahan alami dari
tanaman herbal yang terdiri dari daun, biji, buah, bunga, akar, kulit
dan rimpang. Semua bahan tersebut diracik sedemikian rupa untuk
perawatan kesehatan dan kecantikan. Dengan visi "menyehatkan masyarakat
dengan cara yang aman, alami, mudah dan terjangkau" Jamu Jago melakukan
beberapa terobosan, di antaranya menciptakan jamu dalam bentuk kapsul
ekstrak, pil, tablet, jamu cair, salep, serbuk padat dan serbuk
effervescent. Dengan inovasi baru ini, Jamu Jago telah merubah pandangan
menikmati jamu dengan mudah dan praktis.
Usaha yang digeluti oleh sang pendiri nyatanya dapat diterima oleh
masyarakat pada umumnya. Hal ini berdampak pada tingginya angka
permintaan dari konsumen. Perusahaan akhirnya mengalihkan pabrik yang
semula berada di Wonogiri ke Semarang karena alasan strategis. Seiring
dengan berkembangnya usaha jamu ini, perusahaan tidak hanya dapat
memenuhi permintaan dari pasar domestik saja, perusahaan juga berhasil
menembus pasar internasional. Perusahaan telah berhasil mengekspor
produk hingga ke Belanda, Malaysia, Jepang, Australia, Taiwan, Vietnam,
dan beberapa negara-negara lain di dunia.
Pada tahun 1936, Suprana kemudian menyerahkan bisnis jamunya kepada
empat putranya, yakni Anwar Suprana, Panji Suprana, Lambang Suprana, dan
Bambang Suprana. Jamu Jago berkembang semakin pesat. Bahkan, Keraton
Surakarta pun memutuskan untuk memakai Jamu Jago sebagai jamu resmi bagi
istana. Perusahaan ini terus mengembangkan usaha dengan membuka pabrik
baru yang lebih modern. Tak tanggung pabrik ini juga menggunakan mesin
yang langsung didatangkan dari Amerika. Tak hanya itu, perusahaan juga
mulai mempekerjakan ahli farmasi. Ahli farmasi ini bertugas menjelaskan
khasiat jamu secara ilmiah.
Sejak dikelola oleh generasi ketiga, yang terdiri dari Nugraha
Suprana, Jaya Suprana, Sindu Suprana, dan Monika Suprana. Generasi
ketiga ini kemudian mendirikan Museum Rekor Indonesia (MURI) yang
dipelopori oleh Jaya Suprana. MURI diresmikan pada tanggal 27 Januari
1990.
Dengan komitmen yang terus dijaga oleh perusahaan yakni menghasilkan
jamu-jamu yang berkualitas dan higienis. Jamu Jago terus menerapkan
standar produksi yang ketat. Hal ini dibuktikan dengan pemilihan
bahan-bahan yang alami dengan menggunakan metode Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik. Slogan "Kembali ke Alam" telah melekat pada Jamu
Jago sejak didirikan. Tak khayal hingga saat ini Jamu Jago telah
memproduksi lebih dari 138 jamu, antara lain Buyung Upik, Galian
singset, Jamu bersalin - Besar, Bandrex Premium, Basmurat Capsul, dan
beberapa varian produk lainnya. Produk-produk tersebut digunakan untuk
menyembuhkan penyakit, menjaga stamina, memperindah penampilan dan
menjaga kesehatan bagi anak-anak, wanita dan pria. Hingga saat ini Jamu
Jago telah menemani keluarga Indonesia dengan produk jamu-jamu yang
berkualitas. (as/dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar